Memaknai Arti Mahasiswa
Dunia putih abu-abu masih begitu hangat di pikiran. Tiga tahun terasa begitu cepat, hingga tiba saatnya siswa menjadi mahasiswa, seragam putih abu-abu menjadi baju bebas, dan pengajar guru menjadi dosen. Begitulah kondisi mahasiswa. Dunianya seketika berubah, mulai dari sebutan instrumen akademis hingga cara berpikirnya.
Mahasiswa adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi (wikipedia). Sedangkan kalau diartikan dari katanya sendiri, Mahasiswa adalah suatu kata yang tersusun dari dua unsur kata; “maha” dan “siswa”. kata ”maha” diartikan sesuatu yang lebih tinggi tingkatannya atau tidak merasa cukup, sedangkan ”siswa” adalah pelajar atau seorang yang menuntut ilmu. Jadi arti mahasiswa berdasarkan kata, berarti pelajar atau siswa yang tingkatannya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa biasa. Atau dapat juga diartikan tidak pernah merasa cukup untuk menuntut ilmu.
Tipe-tipe Mahasiswa
Berbicara tentang mahasiswa, berarti berbicara tentang segudang makna. Mahasiswa dikenal sebagai kaum intelektual sekaligus kontrol sosial. Namun stigma negatif juga tak terelakkan, bahwa mahasiswa juga merupakan kelompok anarkis. Variasi pandangan tentang mahasiwa membuat profil mahasiswa menjadi beragam.
Timeline seorang berlabel mahasiswa menjadi proses pemelajaran penting untuk menemukan jati diri. Dunia kampus, seolah menjadi laboratorium tempat mahasiswa bereksperimen dan bertransformasi menemukan jati diri. Maka, sebelum melakukan perjalanan menemukan jati diri, perlu dijelasin tipe-tipe jati diri mahasiswa. Lets’s check it out...
1. Mahasiswa Kupu-kupu (Kuliah pulang, kuliah pulang)
Mahasiswa tipe ini datang ke kampus setelah itu pulang. Apatis, alias tidak mau tahu. Kalau kuliah udah kelar, pulang deh. Pulang terus bertapa di kos-kosan atau rumah. Tidak tahu mengerjakan apa.
Kenapa disebut kupu-kupu? ternyata ini bukan hanya singkatan. Kupu-kupu di sini bisa dikaitkan, karena kampus hanya dijadikan sebagai tempat hinggap. Jarang ngobrol atau diskusi bersama civitas akademika kampus lainnya. Bahkan informasi terkini tentang kampus terlewatkan. Tidak mengetahui keadaan kampus bahkan kondisi akademis sekalipun. Waduuuuh... Gawat.
2. Mahasiswa Kunang-kunang (kuliah nangkring, kuliah nangkring)
Mahasiswa tipe ini datang ke kampus setelah itu nangkring. Hedonis, alias suka hura-hura. Kalau kuliah udah kelar, kerjanya jalan-jalan. Nangkring di mall, cafe, atau spot-spot mejeng lainnya. Biasanya sering ngobrol dengan teman-temannya, tapi yang diomongin sering ngalur ngidul tanpa arah, sering shopping, sedang akademisnya kurang diperhatikan.
Jangan sampai kuliah mengganggu jam nangkring, kira-kira begitulah motto mahasiswa tipe ini. Sehari-hari jarang terlihat di kampus, kalaupun ada di kampus, tidak pernah terlihat sedang membawa buku. Seringkali juga terlihat asik berdiskusi, yang ternyata apabila disimak sedang mendiskusikan trik bermain game terbaru, atau hal glamour lainnya. Hanya sebentar dalam keseluruhan waktu di kampus terlihat serius, yaitu pada saat ujian.
3. Mahasiswa Kuper (Kuliah Perpustakaan)
Mahasiswa tipe ini, sangat memperhatikan kondisi akademisnya. Study oriented alias berorientasi studi. Kalau kuliah udah kelar, ia bergerak menuju perpustakaan untuk mencari literatur tugas kuliah. Kalau gak ke perpustakan, ia pasti sedang menyelesaikan tugas kuliahnya, agar selesai tepat waktu. Mengejar Indeks Prestasi Kumulatif 4.00 dan kuliah lulus tepat waktu, , kira-kira begitulah motto mahasiswa tipe ini.
Hidup mahasiswa Kuper cenderung teratur. Kapan kuliah, kapan ngerjakan tugas, kapan ke perpustakaan semuanya sudah diatur. Hanya saja mahasiswa tipe kuper ini, ya memang kuper alias kurang pergaulan, temennya paling hanya satu jurusan atau satu kos-kosan saja. Biasanya mahasiswa tipe ini nilai akademisnya bagus, namun belum tentu sukses.
4. Mahasiswa Kura-kura (Kuliah Rapat, Kuliah Rapat)
Mahasiswa tipe ini kerjanya kuliah-rapat, kuliah-rapat. Organization Oriented, alias berorientasi organisasi. Mahasiswa tipe ini menghabiskan sebagian besar waktunya untuk terjun aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan. Tipe mahasiswa ini dipastikan update tentang isu lokal, nasional maupun internasional. Beragamnya organisasi di kampus menjadi tempat yang sesuai untuk membangun jaringan, meningkatkan softkill, meningkatkan kapasitas diri dan mempertajam spesialisasi bahkan mengembangkan kemampuan diri di luar bidang ilmu yang sedang dipelajari. Mahasiswa yang tergolong jenis ini akan lebih supel dalam bergaul. Punya banyak teman lintas batas, meliputi antar-jurusan, antar-angkatan, antar universitas, hingga alumni, pejabat bakan pengusaha.
Kenapa kura-kura? Karena kura-kura kan jalannya lambat, saking banyaknya mengikuti organisasi membuat mahasiswa tipe ini lambat studinya. Seringnya sih karena dia lebih fokus pada perannya di organisasi, kadang disebut hiperaktif di organisasi.
5. Mahasiswa Kubis (Kuliah Bisnis)
Mahasiswa jenis ini menempuh pendidikan di perguruan tinggi dengan penghasilan sendiri tanpa disubsidi oleh orang tua atau keluarga. Penghasilan mereka bervariasi mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah! Ada dua jenis mahasiswa tergolong tipe ini yakni (1) mereka yang senang berwirausaha dan (2) mereka yang suka bekerja. Banyak mahasiswa terbukti “born to sell”, memiliki sense bisnis yang kuat. Berbisnis gerai makanan, cinderamata, jasa laundry dan sebagainya. Atau memanfaatkan keahlian untuk mendapatkan penghasilan. Bagi mahasiswa tipe ini, kuliah sambil mencari uang memberi pengalaman yang berharga sekaligus mendewasakan.
6. Mahasiswa Aktivis
Meraka adalah jenis mahasiswa yang mempunyai prestasi akademik, aktif dalam organisasi, dan sukses secara ekonomi pula. Tipe mahasiswa seperti ini memang cukup langka tapi bukan berarti tidak ada. Hanya mahasiswa yang sangat disiplin, kerja keras dan mempunyai kemampuan manajerial aktivitas yang baiklah yang bisa memenuhi kualifikasi ini.
Banyak mahasiswa ingin jadi aktivis. Karena keperibadiaannya yang sungguh mempesona, bayangin aja., prestasi akademis, tak usah di tanya lagi.., nilai A bejibun di Kartu Hasil Studi (KHS), jadi mahasiswa breprestasi pula. Organisasi apa lagi,. Inilah yang nengantarkannya menjadi mahasiswa berprestasi, banyak amanah Organisasi bukan berarti melalaikan kuliah. Ekonomi ?? dompet tebal genk, hasil keringat sendiri. lagi" penyebab dompet tebal ini karena banyak jaringan dan belajar komunikasi dari organisasi.
Waaa.., Inginnya jadi Mahasiswa Aktfis.,
0 komentar:
Posting Komentar