Sejarah telah mengajarkan kita
tentang banyak hal. Sejarah bagai bara api yang siap membakar semangat
pergerakan, perjuangan, dan pengorbanan. Dari sejarah pula kita memperoleh mata
air untuk kehidupan. Termasuk sejarah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
(KAMMI) yang kini sudah memasuki usia enam belas tahun. Sejarah KAMMI memiliki
sejumlah arti, mulai dari memposisikan mesjid kampus sebagai basis membangun
gerakan sampai memposisikan Indonesia sebagai ladang amal memperjuangkan negara
madani, adil dan sejahtera.Dan hingga kini, KAMMI terus konsisten
mempersembahkan karya terbaiknya untuk Indonesia dari gerakan ke negara.
Tepat tanggal 29 Maret 1998, KAMMI
lahir di Malang. Dua bulan sebelum lengsernya Presiden Suharto. Di tengah
kondisi yang sungguh sangat diperlukan, karena pada saat itu Indonesia tengah
dilanda permasalahan yang pelik: tirani-otoriter, jongkoknya transparansi,
tiarapnya demokrasi, dan buramnya keadilan. Sebagai salah satu gerakan
mahasiswa yang gelisah terhadap kondisi negara, KAMMI muncul dengan mengusung
tema ‘reformasi total’ yang ternyata sangat berpengaruh terhadap lahirnya era
reformasi.
Enam belas tahun berlalu, KAMMI
tidak memerlukan pesta meriah, tidak pula kado-kado besar, termasuk kue bika
ambon. Karena KAMMI sadar sepenuhnya bahwa 16 tahun adalah waktu yang begitu
singkat untuk berkontribusi. Dan KAMMI sadar bahwa kado terbaik adalah melihat
wajah Indonesia yang sejahtera. Banyak hal yang harus KAMMI lakukan. KAMMI masih
harus berada di medan perbaikan dengan tema dakwah yang diusung. Indonesia
membutuhkan tangan-tangan kekar untuk meninggikannya, Indonesia butuh penawar
perih akibat luka yang dideritanya, Indonesia butuh cahaya yang mampu menerangi
jalannya. dan Insya ALLAH, KAMMI mampu menjadi tangan kekar, penawar perih, dan
cahaya tersebut.
Setiap zaman tentu memiliki
karakteristik, generasi, dan tantangan berbeda. Begitu pula yang terjadi dalam
tubuh KAMMI. Enam belas tahun, KAMMI telah menikmati tiap masa dan
mengoptimalkan hasil. Masa awal KAMMI ditandai dengan aksi turun ke jalan yang
menjadi santapan pekanan, ekpansi gerakan yang sudah menasional padahal baru
seusia jagung. Inilah masa awal KAMMI mengatur pondasi gerakan, aksi turun ke
jalan, dan secara bersamaan melakukan ekspansi. Masa kedua KAMMI ditandai
dengan munculnya berbagai panduan bagi gerakan yang diharapkan mampu
menginternalisasi KAMMI secara kokoh baik dari dimensi internal maupun
eksternal. Inilah masa kedua KAMMI, menghadirkan panduan bagi gerakan agar langkah
KAMMI semakin tegap dan terarah dalam membangun gerakan dan Indonesia masa
depan. Dan kini, masa ketiga KAMMI dimana pengembangan terhadap panduan gerakan
terus dilakukan, penyeimbangan terhadap aksi jalanan dan kontribusi langsung
kepada masyarakat terus dimassivekan, pembangunan jaringan KAMMI keberbagai
elemen bangsa terus dikokohkan, perealisasian model kader KAMMI dengan sebutan
Muslim Negarawan terus dikonstruk. Masa ketiga KAMMI, inilah masa kita.
Menikmati setiap masa di KAMMI
telah dilalui dan hasilnya telah dirasakan oleh Indonesia. Namun, bukan berarti
KAMMI berhenti berkarya. Banyak pekerjaan rumah yang belum diselesaikan, banyak
kerja dakwah yang harus ditunaikan. Menjaga dan meningkatkan kontinuitas amal
menjadi syarat utama keutuhan gerakan. Dari sinilah kita dapat mengetahui
sejauh mana KAMMI dapat melangkah melebihi batas usianya.
Melahirkan Pemimpin
Model muslim negarawan yang menjadi
identitas kader KAMMI menjadi sebuah kebutuhan untuk digelorakan. Apalagi visi
KAMMI yang bercita-cita melahirkan kader-kader pemimpin. Pemimpin tidak lahir
begitu saja, ia lahir dari sebuah skema kaderisasi kepemimpinan yang tersusun
dan terukur. Dan skema tersebut tentu saja harus mampu menjawab tantangan
kepemimpinan nasional.
Krisis kepemimpinan nasional hari
ini berada pada moralitas. Banyak muncul pemimpin yang fathonah tapi tidak
amanah. Lihatlah, bagaimana media massa mempertontonkan kondisi moralitas
pemimpin yang mengkhawatirkan. Berita tentang korupsi tiada habisnya seakan
seperti serial sinetron berseri yang senantiasa hadir setiap hari. Begitu pula
praktek politik tak beradab yang seakan menjadi rukun operasional politik dalam
negeri. Merajalelanya korupsi dan praktek politik tak beradab telah menjadi
kecemasan dan keprihatinan sosial, bahwa reformasi telah dibajak oleh para
oknum dan elit yang tidak bertanggung jawab.
Untuk itu, segala infrastruktur
kaderisasi yang ada dalam tubuh KAMMI harus mampu melahirkan kader berdaya
pemimpin yang paripurna baik dari sisi intelektualitas, kredibilitas, kapasitas,
terlebih lagi spiritualitas. Keseharian kader KAMMI harus diwarnai dengan
moralitas bernafaskan nilai maknawiyah yang membasahi ruhiyahnya. Keseharian
kader KAMMI harus diwarnai dengan diskusi intelektual, berliterasikan buku di
tangannya. Keseharian kader KAMMI harus mampu menjangkau realitas masa depan,
dimana designnya harus dibangun dari sekarang. Dengan demikian, KAMMI mampu
melahirkan kader-kader pemimpin yang tangguh dalam mewujudkan bangsa dan negara
Indonesia yang Islami.
Kepakaran Kader
Tantangan masa depan adalah mewujudkan
kepakaran ilmiah dan profesionalitas. Keberadaan kader KAMMI yang berasal dari
berbagai disiplin ilmu merupakan kabar yang menggembirakan. Belum lagi
departemen kompetensi kader yang mencatat bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
kader KAMMI berada rata-rata di atas 3,0. Dua hal ini merupakan salah satu
potensi positif yang terdapat di tubuh KAMMI. Karena seorang pakar akan menjadi
referensi ilmu pengetahuan dan dari sinilah peradaban sering kali dimulai.
Rekomendasi Internal Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) KAMMI yang memuat
adanya wadah untuk menunjang kepakaran kader sesuai kompetensi menjadi sinyal
keseriusan KAMMI dalam mewujudkan kepakaran ilmiah kader.
Lihatlah, bagaimana para ilmuwan
muslim era Abbasiyah mampu menjawab tantangan kepakaran hingga meletakkan
dasar-dasar kimia sebagai suatu disiplin ilmu dan menulis risalah tentang geologi, optik,
botani, dan hampir semua bidang studi yang kini dikenal dengan sains. Pemikir
seperti Ibn Sina memiliki kepakaran di bidang kedokteran dan tidak lama
kemudian dunia Muslim memiliki rumah sakit terbaik di dunia yang pernah ada
saat itu atau untuk selama berabad-abad yang akan datang. Artinya, kepakaran
ilmiah telah berkecambah di generasi muslim era Abbasiyah, dan kini sejarah
tersebut perlu diulangi kembali oleh generasi muslim era modern bernama KAMMI.
Pengkaryaan Kader
Design Umum Kaderisasi KAMMI yang
mempersiapkan kader agar mampu menjadi batu bata dakwah yang kokoh dengan basis
penegakan nilai-nilai Islam di lingkungan masyarakat patut direnungkan. KAMMI
ibarat sebuah universitas atau proyek industri yang mencetak kader lintas
kultur. KAMMI harus membuka diri dengan berbagai elemen bangsa lainnya. Keberadaan
kader KAMMI di sektor eksekutif, legislatif, yudikatif, swasta, pendidikan,
kesehatan, dan sosial akan mengakselerasi gerakan dan menentukan dimana dakwah
akan bekerja. KAMMI harus hadir di setiap sektor struktur masyarakat dan
berkarya di dalamnya. Kader KAMMI bukanlah untuk KAMMI saja tapi untuk ummat.
Karena KAMMI tahu, bahwa negara besar seperti Indonesia memerlukan kerjasama antar
elemen bangsa yang memiliki satu semangat: membawa kebaikan, menyebar manfaat,
dan mencegah kemungkaran.
Gerakan Masyarakat
Melihat bahwa kelahiran KAMMI
merupakan jawaban atas kegelisahan rakyat di era orde baru, maka akar sejarah
dan keaslian gerakan ini harus dipertahankan. KAMMI hadir untuk mencerahkan dan
meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang rabbani,
madani, adil, dan sejahtera. Oleh karena itu, aksi-aksi sosial KAMMI menjadi
bagian tak terpisahkan dari pola gerakan, bahwa menyentuh langsung masyarakat
adalah keniscayaan.
Masyarakat adalah elemen bangsa
yang terdiri dari beragam kemampuan, kompetensi, sumber daya, ilmu pengetahuan,
dan potensi lainnya. Dan negara sering kali absen dalam pengelolaan masyarakat.
Dikarenakan para pejabat, politisi, dan penegak hukum masih disibukkan oleh
perdebatan tak berujung. Dikala negara absen, ditulah KAMMI hadir. KAMMI harus
mampu merumuskan inovasi, gagasan, solusi, serta konsep kebijakan yang mampu
menaungi masyarakat. Terlebih lagi, dikala negara sering dilanda bencana,
fenomena kemiskinan yang diderita, daerah tertinggal yang perlu dikembangkan,
ketidakadilan hukum yang cenderung tebang pilih, dan kebijakan yang meresahkan. Hal ini menuntut KAMMI harus mampu bergerak lebih cepat dari biasanya untuk
Indonesia.
Bagi KAMMI, tidak ada tawar-menawar
untuk menjadikan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang madani, adil, dan
sejahtera. Dan perjuangan mengawal reformasi akan terus berlanjut hingga Allah
menghentikan luka dan menampakkan senyuman lebar di wajah Indonesia. Insya
Allah.
0 komentar:
Posting Komentar