Senin, 31 Maret 2014

0 REFLEKSI 16 TAHUN KAMMI

Sejarah telah mengajarkan kita tentang banyak hal. Sejarah bagai bara api yang siap membakar semangat pergerakan, perjuangan, dan pengorbanan. Dari sejarah pula kita memperoleh mata air untuk kehidupan. Termasuk sejarah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang kini sudah memasuki usia enam belas tahun. Sejarah KAMMI memiliki sejumlah arti, mulai dari memposisikan mesjid kampus sebagai basis membangun gerakan sampai memposisikan Indonesia sebagai ladang amal memperjuangkan negara madani, adil dan sejahtera.Dan hingga kini, KAMMI terus konsisten mempersembahkan karya terbaiknya untuk Indonesia dari gerakan ke negara.

Tepat tanggal 29 Maret 1998, KAMMI lahir di Malang. Dua bulan sebelum lengsernya Presiden Suharto. Di tengah kondisi yang sungguh sangat diperlukan, karena pada saat itu Indonesia tengah dilanda permasalahan yang pelik: tirani-otoriter, jongkoknya transparansi, tiarapnya demokrasi, dan buramnya keadilan. Sebagai salah satu gerakan mahasiswa yang gelisah terhadap kondisi negara, KAMMI muncul dengan mengusung tema ‘reformasi total’ yang ternyata sangat berpengaruh terhadap lahirnya era reformasi.

Enam belas tahun berlalu, KAMMI tidak memerlukan pesta meriah, tidak pula kado-kado besar, termasuk kue bika ambon. Karena KAMMI sadar sepenuhnya bahwa 16 tahun adalah waktu yang begitu singkat untuk berkontribusi. Dan KAMMI sadar bahwa kado terbaik adalah melihat wajah Indonesia yang sejahtera. Banyak hal yang harus KAMMI lakukan. KAMMI masih harus berada di medan perbaikan dengan tema dakwah yang diusung. Indonesia membutuhkan tangan-tangan kekar untuk meninggikannya, Indonesia butuh penawar perih akibat luka yang dideritanya, Indonesia butuh cahaya yang mampu menerangi jalannya. dan Insya ALLAH, KAMMI mampu menjadi tangan kekar, penawar perih, dan cahaya tersebut.  

Setiap zaman tentu memiliki karakteristik, generasi, dan tantangan berbeda. Begitu pula yang terjadi dalam tubuh KAMMI. Enam belas tahun, KAMMI telah menikmati tiap masa dan mengoptimalkan hasil. Masa awal KAMMI ditandai dengan aksi turun ke jalan yang menjadi santapan pekanan, ekpansi gerakan yang sudah menasional padahal baru seusia jagung. Inilah masa awal KAMMI mengatur pondasi gerakan, aksi turun ke jalan, dan secara bersamaan melakukan ekspansi. Masa kedua KAMMI ditandai dengan munculnya berbagai panduan bagi gerakan yang diharapkan mampu menginternalisasi KAMMI secara kokoh baik dari dimensi internal maupun eksternal. Inilah masa kedua KAMMI, menghadirkan panduan bagi gerakan agar langkah KAMMI semakin tegap dan terarah dalam membangun gerakan dan Indonesia masa depan. Dan kini, masa ketiga KAMMI dimana pengembangan terhadap panduan gerakan terus dilakukan, penyeimbangan terhadap aksi jalanan dan kontribusi langsung kepada masyarakat terus dimassivekan, pembangunan jaringan KAMMI keberbagai elemen bangsa terus dikokohkan, perealisasian model kader KAMMI dengan sebutan Muslim Negarawan terus dikonstruk. Masa ketiga KAMMI, inilah masa kita.

Menikmati setiap masa di KAMMI telah dilalui dan hasilnya telah dirasakan oleh Indonesia. Namun, bukan berarti KAMMI berhenti berkarya. Banyak pekerjaan rumah yang belum diselesaikan, banyak kerja dakwah yang harus ditunaikan. Menjaga dan meningkatkan kontinuitas amal menjadi syarat utama keutuhan gerakan. Dari sinilah kita dapat mengetahui sejauh mana KAMMI dapat melangkah melebihi batas usianya.

Melahirkan Pemimpin
Model muslim negarawan yang menjadi identitas kader KAMMI menjadi sebuah kebutuhan untuk digelorakan. Apalagi visi KAMMI yang bercita-cita melahirkan kader-kader pemimpin. Pemimpin tidak lahir begitu saja, ia lahir dari sebuah skema kaderisasi kepemimpinan yang tersusun dan terukur. Dan skema tersebut tentu saja harus mampu menjawab tantangan kepemimpinan nasional.

Krisis kepemimpinan nasional hari ini berada pada moralitas. Banyak muncul pemimpin yang fathonah tapi tidak amanah. Lihatlah, bagaimana media massa mempertontonkan kondisi moralitas pemimpin yang mengkhawatirkan. Berita tentang korupsi tiada habisnya seakan seperti serial sinetron berseri yang senantiasa hadir setiap hari. Begitu pula praktek politik tak beradab yang seakan menjadi rukun operasional politik dalam negeri. Merajalelanya korupsi dan praktek politik tak beradab telah menjadi kecemasan dan keprihatinan sosial, bahwa reformasi telah dibajak oleh para oknum dan elit yang tidak bertanggung jawab.

Untuk itu, segala infrastruktur kaderisasi yang ada dalam tubuh KAMMI harus mampu melahirkan kader berdaya pemimpin yang paripurna baik dari sisi intelektualitas, kredibilitas, kapasitas, terlebih lagi spiritualitas. Keseharian kader KAMMI harus diwarnai dengan moralitas bernafaskan nilai maknawiyah yang membasahi ruhiyahnya. Keseharian kader KAMMI harus diwarnai dengan diskusi intelektual, berliterasikan buku di tangannya. Keseharian kader KAMMI harus mampu menjangkau realitas masa depan, dimana designnya harus dibangun dari sekarang. Dengan demikian, KAMMI mampu melahirkan kader-kader pemimpin yang tangguh dalam mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang Islami.

Kepakaran Kader
Tantangan masa depan adalah mewujudkan kepakaran ilmiah dan profesionalitas. Keberadaan kader KAMMI yang berasal dari berbagai disiplin ilmu merupakan kabar yang menggembirakan. Belum lagi departemen kompetensi kader yang mencatat bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) kader KAMMI berada rata-rata di atas 3,0. Dua hal ini merupakan salah satu potensi positif yang terdapat di tubuh KAMMI. Karena seorang pakar akan menjadi referensi ilmu pengetahuan dan dari sinilah peradaban sering kali dimulai. Rekomendasi Internal Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) KAMMI yang memuat adanya wadah untuk menunjang kepakaran kader sesuai kompetensi menjadi sinyal keseriusan KAMMI dalam mewujudkan kepakaran ilmiah kader.

Lihatlah, bagaimana para ilmuwan muslim era Abbasiyah mampu menjawab tantangan kepakaran hingga meletakkan dasar-dasar kimia sebagai suatu disiplin ilmu dan  menulis risalah tentang geologi, optik, botani, dan hampir semua bidang studi yang kini dikenal dengan sains. Pemikir seperti Ibn Sina memiliki kepakaran di bidang kedokteran dan tidak lama kemudian dunia Muslim memiliki rumah sakit terbaik di dunia yang pernah ada saat itu atau untuk selama berabad-abad yang akan datang. Artinya, kepakaran ilmiah telah berkecambah di generasi muslim era Abbasiyah, dan kini sejarah tersebut perlu diulangi kembali oleh generasi muslim era modern bernama KAMMI.

Pengkaryaan Kader
Design Umum Kaderisasi KAMMI yang mempersiapkan kader agar mampu menjadi batu bata dakwah yang kokoh dengan basis penegakan nilai-nilai Islam di lingkungan masyarakat patut direnungkan. KAMMI ibarat sebuah universitas atau proyek industri yang mencetak kader lintas kultur. KAMMI harus membuka diri dengan berbagai elemen bangsa lainnya. Keberadaan kader KAMMI di sektor eksekutif, legislatif, yudikatif, swasta, pendidikan, kesehatan, dan sosial akan mengakselerasi gerakan dan menentukan dimana dakwah akan bekerja. KAMMI harus hadir di setiap sektor struktur masyarakat dan berkarya di dalamnya. Kader KAMMI bukanlah untuk KAMMI saja tapi untuk ummat. Karena KAMMI tahu, bahwa negara besar seperti Indonesia memerlukan kerjasama antar elemen bangsa yang memiliki satu semangat: membawa kebaikan, menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran.

Gerakan Masyarakat
Melihat bahwa kelahiran KAMMI merupakan jawaban atas kegelisahan rakyat di era orde baru, maka akar sejarah dan keaslian gerakan ini harus dipertahankan. KAMMI hadir untuk mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang rabbani, madani, adil, dan sejahtera. Oleh karena itu, aksi-aksi sosial KAMMI menjadi bagian tak terpisahkan dari pola gerakan, bahwa menyentuh langsung masyarakat adalah keniscayaan.

Masyarakat adalah elemen bangsa yang terdiri dari beragam kemampuan, kompetensi, sumber daya, ilmu pengetahuan, dan potensi lainnya. Dan negara sering kali absen dalam pengelolaan masyarakat. Dikarenakan para pejabat, politisi, dan penegak hukum masih disibukkan oleh perdebatan tak berujung. Dikala negara absen, ditulah KAMMI hadir. KAMMI harus mampu merumuskan inovasi, gagasan, solusi, serta konsep kebijakan yang mampu menaungi masyarakat. Terlebih lagi, dikala negara sering dilanda bencana, fenomena kemiskinan yang diderita, daerah tertinggal yang perlu dikembangkan, ketidakadilan hukum yang cenderung tebang pilih, dan kebijakan yang meresahkan. Hal ini menuntut KAMMI harus mampu bergerak lebih cepat dari biasanya untuk Indonesia.

Bagi KAMMI, tidak ada tawar-menawar untuk menjadikan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang madani, adil, dan sejahtera. Dan perjuangan mengawal reformasi akan terus berlanjut hingga Allah menghentikan luka dan menampakkan senyuman lebar di wajah Indonesia. Insya Allah.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Mata Pena Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates